Sabtu, 11 Oktober 2025
Tangerang, oC

26 Kaligrafer Unjuk Karya di MTQ XXIV Kota Tangerang

Senin, 06 Oktober 2025 14:19 WIB
14
Share
Dewan hakim sedang memonitoring peserta Lomba MTQ XXIV Kota Tangerang Cabang Lomba Kaligrafi, di SMKN 10 Kota Tangerang, Kecamatan Cipondoh, Kota Tangerang, Provinsi Banten, Senin (6/10/25). (Sumber : Dinas Kominfo Kota Tangerang) (ZIDAN FEBRIANSYAH)

Cabang Musabaqah Seni Kaligrafi Al-Qur'an (MSQK) pada perhelatan Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ) XXIV Kota Tangerang berlangsung di SMK Negeri 10 Kota Tangerang pada Senin (6/10/25).

Lomba ini menegaskan perannya sebagai wadah penting untuk memotivasi generasi muda dalam karya kaligrafi, sekaligus menjadi proses seleksi berjenjang yang ketat untuk menjaring talenta terbaik.

Ketua Majelis MSQK Misbah menyatakan, tujuan utama lomba ini adalah merangsang dan memotivasi generasi muda dalam aspek baca tulis, khususnya penulisan indah Al-Qur'an (kaligrafi).

"Kaligrafi yang dilombakan harus mengikuti gaya-gaya populer tingkat internasional seperti naskhi, sulus, diwani, diwani jali, kufi dan lainnya," jelasnya.

Misbah menambahkan, secara keseluruhan terdapat delapan jenis khot (gaya tulisan) yang diperlombakan. Karya-karya terbaik hasil lomba ini akan menjadi koleksi dan dokumentasi Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur'an (LPTQ) serta direncanakan untuk dipamerkan kepada masyarakat luas.

"Untuk hari ini, kebetulan yang dilombakan adalah golongan naskah dan hiasan mushaf, diikuti oleh 26 orang putra dan putri. Esok akan berlanjut kepada golongan kaligrafi kontemporer dan dekorasi," jelas Misbah.

Ia mengungkapkan, peserta yang berlaga merupakan hasil seleksi berjenjang dari tingkat kelurahan hingga kecamatan. Hal ini menjamin kualitas dan pengalaman para peserta yang rata-rata adalah kaligrafer berpengalaman. Lomba ini menetapkan batasan usia maksimal 35 tahun.

"Karena ini adalah lomba kemahiran atau skill, harapannya peserta itu betul-betul mempersiapkan sematang mungkin. Tidak hanya aspek tulisan, tetapi juga komposisi dan kombinasi warna ornamen yang mengelilingi karya, terutama dalam golongan hiasan mushaf," bebernya.

Salah satu peserta yang ikut berkompetisi, Muhammad Iqbal, perwakilan dari Kecamatan Periuk menyampaikan antusiasmenya. Meski belum pernah mencapai tingkat nasional, Iqbal mengaku memiliki pengalaman lomba di ajang internasional, yakni di Irak dan Turki.

"Perasaan saya luar biasa bisa ikut sampai sini, perjuangan saya sampai sini. Soalnya saya belajar kaligrafi juga udah agak lama," tutur Iqbal.

Ia menjelaskan, kaligrafi baginya memiliki detail dan aturan khusus. Ia bahkan mengibaratkan alunan kaligrafi seperti musik yang beralun, terinspirasi dari harakat, titik, gaya tulisan hingga komposisi kalimat.

"Harapan saya, semoga bisa lebih maju lagi dan terus mengasah kemahiran menulisnya, menjadikan ajang ini sebagai sarana penting untuk pengembangan diri," tutupnya.