Di sebuah sudut Kota Tangerang, tepatnya di lingkungan padat penduduk yang dulunya tak banyak tersorot, berdiri sebuah inisiatif yang mengubah cara pandang masyarakat terhadap sampah. Namanya Bank Sampah Meranti.
Sejak berdiri pada 8 April 2018, bank sampah yang terletak di Gang Meranti, RT 02, RW 02, Kelurahan Buaran, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang, Provinsi Banten ini telah menjadi tempat warga menabung. Bukan dengan uang, tapi dengan sampah yang mereka hasilkan setiap harinya.
Semua bermula dari program pencarian kader bank sampah oleh kelurahan setempat. Saat itu, Neng Eti (48) salah satu warga yang peduli lingkungan, ditunjuk bersama sembilan orang lainnya untuk membentuk struktur awal Bank Sampah Meranti.
Seiring waktu berjalan, petugas berguguran dan silih berganti pengurus dan kini beroperasi dengan dua pengurus aktif lainnya. Yaitu, Nurhikmah (31) dan Uus Uswatun Hasanah (36).
“Awalnya cuma 10 nasabah, tapi sekarang sudah ada 100 lebih yang aktif, baik yang nabung maupun yang tunai. Ada nasabah yang datang ke Bank Sampah Meranti dan ada juga yang kami lakukan jemput bola ke rumah warga,” ujar Eti.
Bank Sampah Meranti tak sekadar mengedukasi soal pemilahan sampah, tetapi juga membuka peluang ekonomi bagi warga sekitar. Dalam satu hari, perputaran uang dari sampah yang masuk bisa mencapai Rp150 ribu hingga Rp300 ribu. Dalam sebulan, total perputarannya bisa menembus angka Rp20 juta.
Angka itu bukan sekadar statistik. Di baliknya ada kehidupan warga yang terbantu. “Sampahnya macam-macam, dari plastik, emberan, kaleng, aluminium, sampai minyak jelantah. Untuk minyak jelantah, kami olah jadi sabun dan lilin. Selebihnya kami jual ke pengepul,” jelasnya.
Saat ditanya alasan mengapa terus konsisten menjalankan Bank Sampah Meranti, Eti menjawab singkat namun penuh makna. “Karena panggilan hati,” sebutnya. “Dulu saya lihat sampah cuma jadi beban. Tapi setelah berkecimpung di sini, saya sadar, ternyata sampah itu berharga,” ucap Eti dengan mata berkaca-kaca.
Melalui edukasi dan ketelatenan, kini masyarakat mulai paham bahwa membuang sampah sembarangan adalah kebiasaan yang merugikan. “Buat masyarakat yang masih suka buang sampah sembarangan, ayo dong... kalau bukan kita, siapa lagi? Kalau bukan sekarang, kapan lagi?” tegasnya.
Bank Sampah Meranti bukan sekadar tempat pengumpulan sampah, tapi juga simbol perubahan. Perubahan cara pandang, perubahan kebiasaan dan yang terpenting perubahan kehidupan.
“Saya ingin sampaikan ke masyarakat, jangan sepelekan sampah. Karena sampah itu ternyata bisa menghasilkan cuan,” tutup Eti dengan senyum optimis.
Sebagai informasi, kegiatan Bank Sampah Meranti menjadi salah satu bank sampah yang difasilitasi penuh oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tangerang. Mulai dari, gerobak pengangkut, buku tabungan, hingga slip setoran yang difasilitasi agar sistem berjalan tertib dan akuntabel.