Sebagai bentuk kepedulian terhadap krisis kemanusiaan yang tengah melanda Palestina, para pegawai Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang menyalurkan donasi kemanusiaan sebesar Rp918,5 juta.
Bantuan tersebut diserahkan secara simbolis oleh Wali Kota Tangerang, H. Sachrudin, bertepatan dengan peringatan Milad Emas 50 Tahun Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Gedung MUI Kota Tangerang, Sabtu malam (26/07/2025).
Dalam sambutannya, Wali Kota Sachrudin, menyampaikan rasa terima kasih dan apresiasi kepada seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemkot Tangerang yang dengan tulus menunjukkan solidaritasnya bagi rakyat Palestina.
"Bantuan ini adalah bentuk empati dan kepedulian yang lahir dari hati para pegawai Pemkot Tangerang. Semoga bisa meringankan beban saudara-saudara kita di Palestina yang sedang mengalami penderitaan akibat konflik berkepanjangan," ungkap Sachrudin.
Bantuan tersebut disalurkan melalui program kolaboratif bersama Baznas dan MUI Kota Tangerang dalam rangkaian acara bertajuk “MUI Berbagi 50 Keberkahan”, yang juga dirangkaikan dengan santunan kepada anak yatim, dhuafa, dan bantuan untuk 50 masjid di 13 kecamatan.
“Ini adalah momentum bersejarah yang menandai lima dekade kiprah ulama dalam membimbing umat dan membangun bangsa. Sejak berdiri pada 1975, MUI telah berperan strategis dalam menjaga kemurnian ajaran Islam, memperkuat ukhuwah, serta memberikan fatwa dan pencerahan atas berbagai persoalan umat. Di tengah dinamika zaman, MUI terus hadir sebagai penyejuk dan pengarah umat,” ujar Sachrudin, dalam acara yang juga dihadiri oleh Gubernur Banten Andra Soni.
Ia menambahkan, perjalanan selama 50 tahun merupakan bukti nyata dari dedikasi, pengabdian, dan perjuangan MUI dalam menjaga marwah agama di Indonesia.
“Selama setengah abad ini, MUI terus konsisten memperkuat ukhuwah Islamiyah, mencerdaskan umat melalui dakwah, serta memberikan kontribusi dalam pembangunan nasional. Fatwa-fatwa MUI menjadi rujukan umat, dan program-programnya terus memperkuat posisi MUI di tengah masyarakat Islam Indonesia,” tambahnya.
Sachrudin, juga menyoroti tantangan baru yang dihadapi umat di era globalisasi dan digitalisasi, mulai dari hoaks, radikalisme, hingga degradasi moral.
“Dalam situasi ini, peran MUI semakin penting sebagai garda terdepan dalam menyebarkan Islam rahmatan lil ‘alamin, menjaga kerukunan antarumat beragama, serta membendung paham-paham menyimpang,” tegasnya.
Ia berharap, MUI dapat terus berinovasi dalam menyampaikan dakwah, merangkul generasi muda, serta memanfaatkan teknologi untuk menyebarkan nilai-nilai Islam secara efektif dan inklusif.