Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang terus berkomitmen meningkatkan percepatan penurunan stunting. Terkini, angka prevalensi stunting berdasarkan e-PPGBM (Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat) pada pertengahan tahun ini, hanya 5,6 persen.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Tangerang Herman Suwarman menuturkan, Pemkot Tangerang bersama seluruh lapisan lintas sektoral terus mengoptimalkan kebijakan penurunan stunting sebagai agenda prioritas pada tahun ini. Salah satunya, Pemkot Tangerang telah berhasil menyalurkan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) kepada 2.776 balita dan 391 ibu hamil selama pertengahan tahun ini.
"Kami baru saja menggelar Rapat Koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting Kota Tangerang Triwulan II untuk merumuskan strategi maupun rekomendasi intervensi yang akan dioptimalkan untuk meningkatkan percepatan penurunan stunting pada tahun ini. Apalagi, triwulan kedua ini menunjukkan jumlah balita yang terindikasi stunting hanya 5,6 persen saja," ujar Herman selepas membuka Rapat Koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting Kota Tangerang di Puspem Kota Tangerang, Selasa (22/7/25).
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Tangerang, Tihar Sopian menambahkan, Pemkot Tangerang juga telah menyiapkan berbagai kebijakan strategis lainnya, mulai dari pemberian bantuan sembako selama enam bulan ke depan, pemberikan makanan B2SA (Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman), pelaksanaan program Pos Gizi, program GENTING (Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting), dan program SATE SAMI (Satu Telur Satu Minggu).
"Sejauh ini, kamu juga berhasil menurunkan angka prevalensi stunting dalam beberapa tahun terakhir secara konsisten, setelahnya intervensi akan difokuskan untuk mencegah munculnya kasus stunting baru," tambah Tihar.
Selain itu, Pemkot Tangerang berharap berbagai kebijakan strategis terus dapat berdampak efektif dalam menurunkan angka prevalensi stunting secara signifikan.