Sampah merupakan barang yang sering dianggap tak bernilai, namun jika dikelola dengan benar, sampah justru bisa menjadi sumber penghasilan dan membawa dampak besar bagi lingkungan. Banyak masyarakat yang belum menyadari, khususnya sampah anorganik seperti plastik, kertas dan logam, memiliki nilai jual yang cukup tinggi.
Pengelolaan sampah kini tak lagi sekadar urusan kebersihan, tetapi juga bagian dari pemberdayaan masyarakat. Melalui program bank sampah, Pemerintah Kota Tangerang mendorong warga untuk memilah sampah sejak dari rumah, bernilai ekonomi, serta berkontribusi pada lingkungan yang lebih bersih dan berkelanjutan.
Ketua KIM Kampung Darling Sobirin menerangkan, keberadaan Bank Sampah Kampung Darling, menjadi salah satu upaya nyata dalam penanganan sampah berbasis masyarakat. Melalui kegiatan rutin penimbangan sampah, warga diajak untuk lebih peduli terhadap lingkungan dengan cara memilah dan menabung sampah yang bernilai ekonomis.
“Kami ajak warga mulai memilah sampah dari rumah. Sampah organik bisa dibuang di tempat yang sudah disediakan di sudut jalan, sedangkan sampah anorganik dipilah sesuai jenisnya dan ditabung di Bank Sampah setiap Minggu pukul 08.00–12.00 WIB,” ujar Sobirin.
Ia menuturkan, selain membantu mengurangi volume sampah yang dibuang ke TPA, program ini juga memberikan manfaat langsung bagi masyarakat, baik dari sisi edukasi lingkungan maupun secara finansial.
“Lewat Bank Sampah Darling, kami ubah pandangan bahwa sampah bisa jadi penghasilan. Bahkan, hasilnya bisa ditabung dalam bentuk emas lewat kerja sama dengan PT Pegadaian melalui program 'MengEmaskan Sampah untuk Indonesia', jadi hasil penimbangan sampah bisa langsung dikonversi ke tabungan emas,” ucap Sobirin.
Kampung Darling membuktikan bahwa perubahan besar dimulai dari langkah kecil. Gerakan ini, diharapkan menginspirasi lingkungan lain untuk menciptakan kota yang bersih, sehat dan sejahtera. Kelola sampah dari rumah, karena itulah investasi untuk masa depan.
Pengunjung Hari Ini
Total Pengunjung
Pengunjung Online