Tak sekadar membangun kampung yang aktif dengan berbagai kegiatannya. Kampung Sirih, RW 03, Kelurahan Mekarsari, Kecamatan Neglasari kini hadir dengan berbagai inovasi yang bernilai ekonomis. Mendongkrak pendapatan masyarakat sekitar, lewat potensi yang bisa diolah dan dikembangkan diwilayahnya.
Entong Rohman, salah satu penggiat Kampung Sirih menjelaskan inovasi ketahanan pangan yang dilakukan ibu-ibu KWT ialah olahan keripik sirih. Mengolah daun sirih menjadi kudapan, yang diketahui jarang sekali ditemui di pasaran. Pasalnya, daun sirih biasanya hanya dimanfaatkan sebagai obat herbal.
“Kudapan keripik yang pastinya mengandung khasiat yang luar biasa, juga bisa dinikmati sebagai makanan ringan yang sehat dan menggugah selera saat menjadi teman makan. Manfaat daun sirih tersebut tidak lepas dari berbagai kandungan seperti vitamin C, tiamin, niasin, riboflavin, karoten, tanning, saponin, eugenol, serta berbagai jenis minyak esensial yang dikandungnya,” ungkap Entong.
Namun, bukan hanya keripik sirih saja yang menjadi unggulan Kampung Sirih, namun kampungnya pun di sulap menjadi kampung yang tadinya kurang memperhatikan kemajuan lingkungan, menjadi kampung kreatif PHBS yang inovatif dan ikonik dengan Kreasi Olahan Sirihnya (KOS).
“Tentunya bisa menjadi barometer perkampungan mandiri dengan berbagai inovasi yang bernilai ekonomis untuk mendongkrak pendapatan di masa pandemi. Karena, keripik sirih kini menjadi pemasukan lebih bagi ibu-ibu KWT, mulai dari penanaman, panen, pengolahan, pengemasan hingga pemasaran dilakukan mandiri oleh para warga,” jelasnya.
Selain itu, Kampung Sirih juga telah membuat bank sampah, program sodaqoh sampah, pembibitan, UMKM hingga aktifnya karang taruna. “Semoga terus aktif, berinovasi hingga menghasilkan karya-karya baru untuk kemajuan dan kemandirian warga sekitar,” harapnya.
Pengunjung Hari Ini
Total Pengunjung
Pengunjung Online