Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Republik Indonesia dr. Benjamin Paulus Octavianus memberikan apresiasi kepada Pemerintah Provinsi Banten, khususnya Kota Tangerang, yang menjadi bagian penting dalam capaian penemuan kasus Tuberkulosis (TBC) tertinggi di Indonesia.
Hal tersebut, diungkapkan saat mengunjungi Puskesmas Cibodasari, Kecamatan Cibodas, Kota Tangerang, Provinsi Banten, Selasa (11/11/25).
Benjamin menyampaikan, capaian Banten yang turut ditopang oleh peran aktif Kota Tangerang, menjadi model pembelajaran nasional. Program penanganan TBC di wilayah ini dinilai efektif karena mampu menggabungkan strategi jemput bola, kader siaga TBC, hingga pemanfaatan aplikasi digital untuk skrining mandiri masyarakat.
"Kami datang ke Kota Tangerang untuk belajar bagaimana strategi di lapangan bisa membuat angka penemuan kasus TBC tertinggi di Indonesia. Capaian ini akan kami jadikan contoh dalam implementasi nasional, karena Presiden menargetkan tahun 2026 Indonesia mampu mempercepat eliminasi TBC,” ujar Wamenkes.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang dr. Dini Anggraeni menjelaskan, hingga awal Oktober 2025, tercatat sebanyak 62.393 orang telah menjalani skrining TBC di Kota Tangerang.
Keberhasilan ini tidak lepas dari kerja kolaboratif seluruh lini, mulai dari tenaga kesehatan, kader, hingga dukungan pemerintah kota.
"Kami punya kader TBC di setiap kelurahan, bahkan sampai tingkat RW. Mereka aktif melakukan deteksi dini dan mendorong masyarakat yang mengalami gejala batuk lebih dari dua minggu untuk segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan,” jelasnya.
Selain kader, Pemkot Tangerang juga mendorong optimalisasi skrining mandiri secara online, melalui laman https://ranseltbc.tangerangkota.go.id/. Sehingga, deteksi dini bisa dilakukan dengan mudah tanpa harus menunggu gejala berat muncul.
Tak terkecuali, program terintegrasi dengan berbagai layanan kesehatan termasuk CKG (Cek Kesehatan Gratis) yang digelar secara rutin di 13 kecamatan.
"Upaya ini sejalan dengan arahan Wali Kota Tangerang agar masyarakat memiliki kesadaran untuk rutin memeriksakan kesehatan, bukan hanya berobat ketika sakit,” katanya.